PENGORBANAN SEORANG SAHABAT
Ada 2 orang sahabat yang bernama LISA MARDITA dan VINO RAMADHAN. Mereka selalu bersama, berangkat sekolah bersama, jalan bersama, dll. Mereka sudah berteman sejak kecil sampai sekarang. Mereka sekolah di tempat yang sama juga mulai dari TK, SD, SMP, bahkan SMA. Sekarang mereka sudah duduk di bangku SMA kelas X, sekolah di SMAN 2 SENGKANG. Vino selalu jemput Lisa kalau berangkat sekolah, jalan, atau yang lainnya.
Pagi
yang cerah tepatnya hari senin, seperti biasa mereka berangkat sekolah. Vino
dengan setia menjemput Lisa, mereka berangkat lebih pagi dari biasanya. Setelah
Lisa dijemput dengan Vino, mereka berdua menuju sekolah. Sesampainya mereka di
sekolah, bel sekolah telah berbunyi waktunya untuk upacara hari senin. Vino menarik
tangan Lisa, karena dia takut terlambat. Lisa pun kaget tangannya ditarik oleh
Vino dengan begitu keras, sehingga tangan Lisa sakit.
“Aduh
sakit Vino...” Lisa menjerit kesakitan.
Mendengar
suara Lisa yang kesakitan, Vino pun melepas tangan Lisa. Untunglah mereka tidak
terlambat. Kalau sampai terlambat, pasti mereka akan dihukum.
“Maaf
Lis.. Aku tidak bermaksud untuk menarik tanganmu, karena tadi bel sudah
berbunyi. Sehinnga aku kaget dan di pikiranku hanya terbayang akan rasa takut
terlambat!!” kata Vino merasa bersalah.
“Ya
nggak pa-pa kok.. Tetapi lain kali jangan seenaknya narik-narik seperti itu”
jawab Lisa yang masih kesal.
“Ya...
Aku janji nggak akan ngulangi lagi. Jangan marah dong!!” kata Vino dengan nada
memohon.
“Hmm...
Aku nggak marah kok” jawab Lisa singkat
“Makasih
ya...” kata Vino dengan senang karena telah dimaafkan oleh Lisa.
Semua
murid segera berlarian menuju ke lapangan tengah untuk mengikuti upacara hari
senin, termasuk Vino dan Lisa. Semua murid berbaris menurut kelasnya masing-masing.
Vino dan Lisa satu kelas, sehingga mereka baris bersama. Saat upacara akan di
mulai, tiba-tiba ada seorang cowok datang dan berbaris dekat Lisa. Lisa pun
kaget dengan kedatangan cowok tersebut. Kemudian Lisa melihat cowok itu dengan
saksama mulai dari atas sampai ke bawah, ganteng, dan keren. Sesuatu yang aneh
terjadi kepadaku jantungku berdetak dengan cepat, darahku seperti mengalir
dengan deras hingga kepalaku dan wajahku merah, aku berkata dalam hati
“perasaan apa ini mengapa aku jadi aneh kayak gini? Apa yang terjadi denganku?
Apakah ini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku jatuh cinta
padanya?” tapi tak dapat ku pungkiri aku memang jatuh cinta padanya. Tiba-tiba
cowok itu berbicara dengan Lisa.
“Boleh
kenalan nggak..?” kata cowok itu
“Hmm..
ngomong dengan si..” jawab Lisa menunjuk teman sebelahnya yaitu Vino
“Sama
kamulah..!! Memangnya di sebelahku itu ada cewek lain selain kamu?” cowok itu
memotong kata-kata Lisa
“Oo..
Aku kira ngomong sendiri.. Hehehehe” . Namaku Lisa.. kamu sendiri siapa? jawab
Lisa dengan tertawa
“Hmm..
Lisa,nama yang bagus. Aku Gio..” kata Gio yang sedkit gombal.
“Ah..
bisa aja kamu..”
Akhirnya
upacara pun selesai. Semua murid yang ada di lapangan kini menuju kelasnya
masing-masing. Termasuk Lisa, Vino, dan Gio. Vino pun langsung berjalan bersama
Lisa untuk menuju ke kelas. Murid-murid di SMA tersebut menyangka bahwa Vino
dan Lisa berpacaran, karena di mana ada Vino pasti ada Lisa dan sebaliknya.
Pada saat upacara, Vino tahu bahwa sahabatnya berkenalan dengan cowokyang
bernama Gio.
Beberapa
jam kemudian bel sekolah pun berbunyi, itu waktunya bel pulang. Tak lupa Vino
mengantarkan Lisa teman kecilnya tersebut. Seperti biasa, mereka berdua saat
pulang sekolah pasti mampir dulu ke sebuah tempat yang mereka temui dijalanan
saat mau pulang menuju rumah. Mereka mampir ke sebuah warung untuk makan, lalu
ke toko baju utnuk membeli baju. Kemudian tak lupa juga ke toko aksesoris,
karena Lisa paling suka dengan pernak-pernik untuk di koleksinya.
Saat
di tengah perjalanan menuju rumah, Lisa curhat kepada Vino apa yang terjadi
dengan dia saat upacara tadi.
“Vino..
Aku mau curhat.. Boleh nggak?” kata Lisa dengan wajah sedikit berharap Vino mau
mendengarkan curhatannya.
“Hmm..
Boleh kok.. Memangnya mau curhat apa?” jawab Vino singkat.
“Gini..
Aku senang deh tadi bisa kenalan dengan Gio..”
“Kenapa
kok bisa senang..?” jawab Vino dengan nada yang agak heran.
“Ya..
aku juga nggak tahu.. Saat aku kenalan tadi jantungku berdetak begitu cepat.
Apa aku jatuh dengan Gio ya?” kata Lisa dengan tersenyum.
“Hah..
Secepat itukah?” jawab Vino dengan nada agak marah.
“Kok
marah sih kamu..?”
“Aku
nggak marah kok hanya kaget dan heran aja..”
“Ya..
aku juga nggak tahu.. Kenapa bisa begini..”
Kemudian
mereka tiba di rumah mereka masng-masing. Lalu, Vino merenung dan berkata dalam
hati, “Kenapa aku marah setelah mendengar semua curhatan sahabatku?”. Dia terus
bertanya-tanya pada dirinya, “kenapa dengan aku sebenarnya? Apa yang
terjadi padaku? Aku bingung.. Apa aku selama ini sudah jatuh cinta pada
sahabatku sendiri? Ini tidak boleh terjadi....”
Diam-diam
ternyata Vino sudah jatuh cinta kepada sahabatnya itu. Tetapi dia juga tahu,
kalau Lisa hanya menganggap dia tidak lebih dari seorang sahabat kecilnya. Dia
tidak mau mengatakannya kepada Lisa, karena dia tidak mau kehilangan sahabatnya
hanya gara-gara dia mencintai sahabatnya sendiri. Dia lebih baik kehilangan
cinta daripada kehilangan sahabat yang selama ini menemaninya.
Post a Comment